Kementerian Pertahanan masih bersikukuh untuk memilih pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) berupa tank Leopard. Alasannya, pemerintah membutuhkan tank kelas berat tersebut untuk menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Jumat, 24 Februari 2012.
Purnomo menegaskan, penempatan tank Leopard ini tidak akan dilakukan untuk wilayah Papua. Alasannya, kondisi geografis di Papua tidak memungkinkan untuk dilalui jenis kendaraan tempur tank berat.
Tahap selanjutnya, Menhan menyatakan Indonesia melalui TNI Angkatan Darat berencana membangun Batalyon Tank dalam pembangunan kekuatan atau modernisasi Angkatan Darat.
Untuk kebutuhan tersebut, Purnomo mengatakan, Indonesia membutuhkan tank berat atau Main Battle Tank (MBT). Selama ini, Indonesia hanya memiliki tank ringan atau Light Battle Tank (LBT) seperti Scorpion dan AMX 13.
Menurut Purnomo, tank Leopard merupakan jenis alat utama sistem senjata tank yang memiliki teknologi terbaik saat ini. Kendati berukuran besar, Menhan mengklaim tank Leopard tetap dapat melalui lokasi tanpa infrastruktur, termasuk melalui sungai sedalam empat meter.
Untuk kebutuhan pembelian tank ini, pemerintah telah mempersiapkan anggaran pengadaan tank kelas berat, sesuai dengan kebutuhan dari TNI AD. Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang kuat ditandai pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 persen pada 2011, Kementerian Pertahanan menilai modernisasi TNI mungkin untuk dilakukan.
Sebelumnya, sejumlah kalangan politisi di Senayan ramai-ramai mengecam rencana pembelian tank Leopard dari Belanda. Para politisi dari sejumlah fraksi termasuk Demokrat itu menilai pembelian alat utama sistem senjata itu tidak tepat. (art)
sumber: VIVAnews.com