KRI Singa-551 yang berada dibawah jajaran Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim, memiliki kemampuan tempur Anti Kapal Selam (AKS). Kapal perang jenis Fast Patrol Boat (FPB) itu merupakan salah satu produksi dalam negeri PT. PAL Indonesia yang dimiliki Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim bermarkas di Ujung Surabaya. KRI Singa-651 diserahkan ke TNI AL pada tahun 21 April 1988 dengan komandan pertama dijabat oleh Letkol Laut (P) T.H. Lubis. Meskipun dibuat oleh industri maritim dalam negeri, namun kemampuan tempur kapal FPB PT. PAL ini tidak kalah dengan kapal-kapal buatan negara asing, karena dilengkapai dengan sistem penginderaan berupa radar berteknologi canggih dan senjata yang ditakuti lawan bawah air yaitu kapal selam. Kapal Cepat Rudal (KCR) itu didukung oleh dua Mesin Turbin (MTU) buatan Jerman sebagai mesin pendorong pokok. Kedua mesin itu dapat mendukung manuver kapal melaju diatas permukaan air dengan kecepatan maksimal hingga 29 knot. Hal itu memungkinkan bagi KRI Singa untuk melakukan serangan mendadak terhadap garis pertahanan lawan dan segera menghindar dari jangkauan senjata musuh. Senjata pamungkas yang dimiliki KRI Singa diantaranya Meriam Bofors kaliber 57 dan 40 mm buatan Swedia, Meriam Rheinmetal kaliber 20 mm buatan Jerman serta diperkuat dengan senjata AKS Torpedo SUT buatan AEG Telefunken Jerman. Persenjataan tersebut terintegrasi dengan sensor radar permukaan dan bawah air yaitu radar navigasi Raytheon Marine buatan Amerika Serikat serta sonar bawah air berupa Sonar Control Console buatan HAS Belanda. Saat ini KRI Singa-651 diawaki sekitar 53 personel dengan Komandan Letkol Laut (P) M. Sjamsul Rizal.(Dispenarmatim)
|