- Back to Home »
-
-
AS Klaim Korut Luncurkan Rudal Balistik, Bukan Roket Jarak Jauh
Posted by : Unknown
Sabtu, 14 April 2012
Washington, Hari ini, otoritas Korea Utara (Korut) gagal meluncurkan roket jarak jauh Unha-3 yang rencananya membawa satelit ke orbit. Namun, pihak Amerika Serikat (AS) tetap ngotot bahwa yang diluncurkan oleh Korut tersebut adalah rudal balistik Taepodong-2, bukan roket jarak jauh.
Pihak Komando Luar Angkasa Amerika Utara (NORAD) dan Komando Wilayah Utara militer AS mendeteksi adanya peluncuran rudal balistik oleh Korut ke arah selatan melintasi Laut Kuning. Rudal balistik itulah yang meledak dan jatuh di wilayah Laut Kuning.
"Kami mendeteksi dan melacak adanya peluncuran rudal Taepodong-2 milik Korut pada pukul 18.39 (waktu AS)," demikian pernyataan NORAD seperti dilansir oleh AFP, Jumat (13/4/2012).
"Indikasi awal bahwa pada tahap pertama, rudal tersebut jatuh di wilayah laut sejauh 165 km sebelah barat Seoul, Korea Selatan. Tahap selanjutnya dinilai gagal dan puing-puingnya jatuh ke daratan," imbuh pernyataan tersebut.
Dengan jatuhnya puing-puing rudal tersebut, maka kini ancaman dari Korut dianggap telah berlalu. "Saat ini, rudal atau puing-puing sisa rudal bukanlah ancaman lagi," tutur mereka.
Korut meluncurkan roket jarak jauh yang terdiri atas 3 bagian tersebut, pada pukul 07.39 waktu setempat, dari sebuah wilayah dekat dengan perbatasan China. Roket tersebut sempat mengudara sejauh 120 km, namun kemudian jatuh di Laut Kuning dekat wilayah Korsel.
Roket tersebut dilaporkan meledak menjadi 20 keping bagian dan terjatuh di pantai barat Korsel. Saat ini, otoritas Korsel berusaha untuk mencari puing-puing bekas roket Korut tersebut yang jatuh ke wilayah perairannya.
Peluncuran roket ini dilakukan dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korut, Kim Il-Sung, yang jatuh pada 15 April. Meski mendapat kritikan dan kecaman banyak pihak, namun otoritas Korut bersikeras untuk tetap meluncurkan roket jarak jauh tersebut.
Korut berulang kali menegaskan bahwa peluncuran roket ini bertujuan damai, yakni untuk meletakkan sebuah satelit pada orbit di luar angkasa. Namun, negara-negara Barat tetap bersikukuh bahwa peluncuran ini merupakan uji coba rudal terselubung, yang jelas-jelas dilarang oleh PBB.
sumber: DETIK