- Back to Home »
-
-
Menlu Marty: Indonesia Prihatin & Kecewa Korut Luncurkan Roket
Posted by : Unknown
Sabtu, 14 April 2012

Jakarta Korea Utara (Korut) akhirnya tetap memilih untuk meluncurkan roketnya. Indonesia menyatakan prihatin dan kecewa atas tindakan Korut itu.
"Tentunya Pemerintah Indonesia prihatin dan bahkan bisa dikatakan kecewa bahwa Korea Utara memilih untuk tetap meluncurkan roketnya. Meskipun sudah ada imbauan dari berbagai negara dan masyarakat internasional, untuk tidak melakukannya," jelas Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
Hal itu disampaikan Marty di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (13/4/2012).
Namun demikian, yang dibutuhkan saat kritis ini adalah harus tetap tenang. Serta bertahan untuk tidak menunjukkan dan menahan diri untuk melakukan latihan pertahanan yang maksimal.
"Kita mengingatkan pentingnya senantiasa mengedepankan diplomasi dan dialog untuk memastikan agar situasi di semenanjung Korea tetap stabil, aman dan damai. Itu rasa keprihatinan Indonesia karena Korea Utara tetap meluncurkan roketnya," jelas Marty yang menambahkan komunikasi RI-Korut selama ini berjalan dengan baik.
Roket Unha-3 yang terdiri atas 3 bagian diluncurkan oleh Korut pada pukul 07.39 waktu setempat (Jumat 13/4), dari sebuah wilayah rahasia yang dekat dengan perbatasan China. Roket tersebut sempat mengudara sejauh 120 km, namun kemudian jatuh di laut Kuning.
Sedangkan menurut Reuters, roket tersebut meledak menjadi 20 keping bagian dan terjatuh di pantai barat Korsel. Saat ini, otoritas Korsel berusaha untuk mencari puing-puing bekas roket Korut tersebut yang jatuh ke wilayah perairannya.
Peluncuran roket ini dilakukan dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korut, Kim Il-Sung, yang jatuh pada 15 April. Meski mendapat kritikan dan kecaman banyak pihak, namun otoritas Korut bersikeras untuk tetap meluncurkan roket jarak jauh tersebut.
Korut berulang kali menegaskan bahwa peluncuran roket ini bertujuan damai, yakni untuk meletakkan sebuah satelit pada orbit di luar angkasa. Namun, negara-negara Barat tetap bersikukuh bahwa peluncuran ini merupakan uji coba rudal terselubung, yang jelas-jelas dilarang oleh PBB.