Posted by : Unknown Selasa, 05 Juni 2012

BALI (Pos Kota) -Peristiwa heroik 66 tahun lalu yang dilaksanakan oleh Tentara Keamanan bagian Laut (TKR Laut) diperingati dalam suatu upacara Peringatan Hari Operasi Lintas Laut Banyuwangi-Bali, Senin (4/6/2012) di pelataran Monumen Lintas Laut Jawa-Bali, Cekik, Jembrana, Bali. Bertindak selaku Inspektur Upacara, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M.

Peringatan Hari Operasi Lintas Laut Banyuwangi-Bali ini dimaksudkan untuk memberikan penghormatan dan apresiasi atas keberanian, pengorbanan, jiwa pantang menyerah yang telah ditunjukkan para pejuang yang terlibat dalam Pasukan M dalam mempertahankan eksistensi NKRI sebagai negara kesatuan yang utuh.

Operasi Lintas Laut Jawa–Bali terjadi pada tahun 1946, yang dilaksanakan oleh TKR Laut yang lebih dikenal sebagai “Pasukan M” pimpinan Markadi. Operasi ini merupakan ekspedisi pengiriman senjata untuk mendukung pertempuran habis-habisan melawan Belanda di Bali. Pertempuran di Bali itu dikenal sebagai Perang Puputan Margarana, yang telah gugur Letkol I Gusti Ngurah Rai sebagai pemimpinnya. Yang menarik dalam operasi ini adalah soliditas TNI, karena dalam kondisi yang mendesak, Markadi yang menjadi komandan operasi laut pertama TNI, bukanlah Perwira Angkatan Laut, tetapi merupakan Perwira Angkatan Darat yang saat itu berpangkat Kapten.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dalam amanat tertulis yang dibacakan Wakasal Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M., mengatakan, Pasukan M beranggotakan pemuda pejuang yang tak gentar menghadapi maut bahkan bersedia menahan penderitaan seberat apapun demi tercapainya misi mereka. Motto Pasukan M yaitu “Menang tak dikenal, gugur tak dikenang”. Tahun 1951 Pasukan M telah bubar, namun jiwa korps pasukan masih tetap hidup dan terpelihara hingga saat ini. Untuk menghormati jasa para pejuang yang terlibat dalam Operasi Lintas Laut Jawa–Bali, telah dibangun Monumen Operasi Lintas Laut Jawa–Bali di daerah Cekik, Jembrana, Bali.


 

“Pengerahan kekuatan armada semut dari laut ke pantai yang dikuasai musuh telah memberikan motivasi dan inspirasi dibentuknya Korps Marinir TNI AL. Pertempuran dengan semangat heroisme yang terjadi di Bali tersebut telah mengorbankan putra-putra terbaik bangsa, terutama masyarakat di Bali. Perlawanan rakyat Bali yang penuh dengan pengorbanan jiwa raga dan harta benda benar-benar mengakar di kalbu rakyat Indonesia, sehingga memberikan motivasi dan dorongan kepada kita semua untuk tetap mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI,” kata Kasal.

Sebagai generasi penerus bangsa, lanjut Kasal, sikap kesatria dan rela berkorban yang telah ditunjukkan oleh para pendahulu seharusnya dapat menjadi contoh, patokan dan teladan bagi kita semua. “Seyogianya kita dapat meneladani nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pahlawan pejuang bangsa, seperti semangat pengabdian yang tulus, ikhlas, pantang menyerah, dan rela berkorban demi menjaga harkat dan martabat bangsa,” kata Kasal.

Peringatan Operasi Lintas Laut Jawa–Bali bukan saja sebuah peristiwa heroik yang patut dikenang, akan tetapi merupakan perwujudan dari rasa persatuan lintas budaya serta agama, dimana dalam perjuangannya merupakan hasil dari kontribusi anak bangsa yang berbeda suku, ras, dan agama, saat mempertahankan kedaulatan negara khususnya di pulau Dewata Bali. Operasi ini juga dapat menerangkan kepada generasi muda bagaimana vitalnya jalur laut dalam sebuah negara kepulauan seperti Indonesia, yang merupakan penghubung antara pulau satu dengan yang lainnya. “Oleh karena itu diharapkan momentum peringatan Operasi Lintas Jawa-Bali dapat menumbuhkan kecintaan pada laut, sehingga dapat mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai bangsa Maritim dimana lautan sebagai pemersatu negara kepaulauan,” harap Kasal.

Turut hadir dalam Peringatan Hari Operasi Lintas Laut Banyuwangi-Bali antara lain dihadiri para pejabat teras Mabesal/TNI AL, Wakil Gubernur Bali, Pangdam Udayana, Kapolda, Bupati Jembrana, serta para mantan pejuang beserta keluarganya.
Operasi Pendaratan Pertama.

Operasi Lintas Laut Jawa–Bali ini merupakan operasi pendaratan pertama yang dilaksanakan oleh Tentara Republik Indonesia bersama dengan rakyat. Operasi ini telah memberikan dampak yang cukup besar dalam upaya mempertahankan kedaulatan NKRI, yang baru saja merdeka pada saat itu. Semangat, sikap dan perlawanan bangsa Indonesia yang ditunjukkan, telah mengalihkan perhatian penjajah dari penekanan terhadap jantung pemerintah negara Republik Indonesia dan mengakibatkan kendornya penekanan terhadap front pertempuran di Surabaya, serta memperlancar diplomasi pemerintah Republik Indonesia dengan negara-negara lain.


sumber: PosKotaNews

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Statistic

Popular Post

Blog list

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © enr-news -Metro UI- Powered by Blogger - Designed by Enggar Setiadi -