Posted by : Unknown Sabtu, 06 Oktober 2012

TNI yang kuat dan dapat diandalkan dalam menjaga kedaulatan wilayah dan harga diri Negara Kesatuan Republik Indonesia *adalah keharusan. Untuk itu, sosok TNI tak cukup sekadar ditandai oleh jumlah personel yang banyak plus terlatih, namun juga harus didukung oleh alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang lengkap dan modern.

Karena itu, isyarat yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam upacara peringatan HUT ke-67 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin, sungguh melegakan. Presiden menyiratkan tekad pemerintah terus meningkatkan belanja alutsista TNI.

Isyarat Presiden itu melegakan karena belanja alutsista TNI memang sungguh penting. Ini bukan sekadar untuk penyesuaian terhadap dinamika pertahanan di kawasan, melainkan terutama karena alutsista TNI secara umum sudah uzur alias kedaluwarsa. Dibanding mesin pertahanan milik negara-negara di sekitar, alutsista TNI sekarang ini jauh tertinggal: dalam segi kelengkapan maupun kecanggihannya. Boleh dibilang, alutsista TNI sudah lebih merupakan pajangan atau sekadar aksesori pertahanan negara.

Kenyataan seperti itu sungguh merisaukan. Wibawa TNI di forum internasional bisa terganggu. Negara-negara lain, seperti sudah tecermin dalam sejumlah kasus yang diperagakan militer negera jiran, terkesan memandang remeh pertahanan dan ketahanan kita. Di mata mereka, TNI seolah tak cukup layak dipandang sebagai kekuatan militer yang harus diperhitungkan.

Secara moral, kenyataan itu juga bisa menggerogoti kebanggaan dan rasa percaya diri korps TNI. Paling tidak, perasaan minder bisa menjangkiti prajurit TNI di tengah percaturan pertahanan di lingkungan regional dan global.

Jadi, postur TNI harus dibuat menjadi lebih gagah dan kuat. Selain kemampuan personel terus-menerus diasah dan ditingkatkan seiring dinamika yang berkembang di sekeliling, alutsista juga mutlak kudu dilengkapi dan dimodernisasi. Artinya, belanja alutsista TNI harus benar-benar mendapat prioritas tinggi sesuai kebutuhan di lapangan dan kemampuan di sisi anggaran.

Untuk itu, tekad yang diisyaratkan Presiden - terus meningkatkan belanja alutsista TNI - patut didukung semua komponen bangsa. Dalam konteks ini, DPR harus berada di barisan paling depan. Seperti kata Ketua MPR Taufiq Kiemas, DPR tak boleh ragu-ragu dalam meloloskan anggaran belanja alutsista TNI. Sikap ragu-ragu DPR - apalagi menghambat - bisa berimplikasi serius karena mempertaruhkan ketahanan dan pertahanan nasional.

Belanja alutsista TNI sungguh tak patut dipandang dengan sikap penuh curiga atau apriori. Yang penting, belanja alutsista TNI ini harus terkawal baik dan ketat sehingga setiap peluang kebocoran bisa dihindari. Dengan demikian, setiap sen uang yang dikeluarkan benar-benar bermanfaat dan berdampak nyata terhadap pembangunan postur pertahanan negara. Dengan itu pula, TNI niscaya tampil sebagai kekuatan pertahanan yang gagah, kuat, dan disegani lingkungan sekitar seperti beberapa dasawarsa silam.

Memang, kita adalah negara cinta damai. Tapi itu bukan berarti pertahanan dan ketahanan negara tak harus dipupuk. TNI wajib diperkuat karena ancaman terhadap kedaulatan teritori negara harus senantiasa diperhitungkan secara serius. Sekecil apa pun ancaman itu tak boleh dianggap remeh. Justru dengan senantiasa awas terhadap segala bentuk ancaman terhadap kedaulatan teritori negara, maka wibawa dan kehormatan pertahanan dan ketahanan kita niscaya terpelihara dengan baik. Dengan wibawa itu, kita tunjukkan prinsip kita sebagai negara cinta damai.

sumber: SuaraKarya

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Statistic

Popular Post

Blog list

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © enr-news -Metro UI- Powered by Blogger - Designed by Enggar Setiadi -