Posted by : Unknown
Sabtu, 09 Februari 2013
Malang - KEPAK SAYAP matra udara sangat layak berbangga dan bisa menepuk dada, dikala pemerintah memutuskan membeli pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314/A-29B (kursi tandem) buatan pabrik Embraer Brasil.
Pembelian ini tidak sebatas untuk mengganti pesawat berciri khas berekor dua mirip gawang sepakbola OV-10 F Bronco buatan North American Rockwell Amerika Serikat.
Kebanggaan pertama , adalah modernisasi pesawat tempur benar-benar terlaksana dengan membeli pesawat yang benar-benar baru, sebagai bagian dari pergantian pesawat tempur lainnya seperti Hawk MK-53, F-16 dan F-5.
Kebanggaan kedua adalah, di kawasan Asia, Indonesia adalah negara pertama sebagai pemilik Super Tucano. Terlebih lagi, moncong Super Tucano dimodifikasi warna merah dengan warna dasar doreng abu-abu mengingatkan pada kehandalan cocor merah sesuai tradisi skadron sejak pesawat P-51 Mustang.
Sehingga sangatlah wajar, dikala menjelang kedatangan pesawat dari Brasil itu, harap-harap cemas menghitung hari dan jam lama perjalanan dari Sao Jose dos Campos melakukan ferry flight melewati beberapa negara diantaranya kepulauan Canary, Maroko, Itali, Mesir, Qatar, Oman, India,Thailand, Medan (lanud Suwondo), Jakarta (lanud Halim Perdana Kusumah) dan Malang (Lanud Abdulrachman Saleh).
Decak kagum dan linangan air mata di kalangan anggota dan istri anggota Skuadron 21 sebagai bentuk kebanggaan, haru dan suka cita setelah skadron 21 vakum 4 - 5 tahun tidak ada pesawat maupun penerbang setelah OV-10 dinyatakan grounded akibat musibah beruntun. Skadron 21 dulu tempatnya OV-10 F Bronco, kini penggantinya, Super Tucano berada disana.
Pesawat Super Tucano A-29B buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, Brazil dengan
baling-baling bermesin tunggal Turboprop Pratt & Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda, cocok untuk misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat. Memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat. Memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh, pesawat tempur taktis inipun berfungsi juga sebagai pesawat latih.
4 pesawat kini sudah di pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang, secara bertahap akan datang lagi 4 pesawat dan terus bertambah hingga satu skuadron atau 16 pesawat.
Penambahan pilotpun terus dilakukan, sementara pendampingan semasa awal di Indonesia, tetap dilakukan oleh pilot dari Embrarer.
Saat datang ke Indonesia awal September lalu, empat pesawat tersebut ditangani pilot dari Embraer sendiri dengan awak para penerbang pabrik Embraer, yaitu Capt Carlos Alberto (Team Leader)/Capt Almir Suman, Capt William Souza/Capt Carlos Eduardo, Capt Carlos Moreira/Capt Marco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres. Super Tucano nomor ekor TT (Tempur Taktis)-3102 ZDH dengan captain pilot Manuel Rodrigues mengawali landing di lanud Abdulrachman Saleh disusul TT-3101, TT-3103 dan TT-3104.
sumber: Pelitaonline