Posted by : Unknown
Sabtu, 19 Mei 2012
Jakarta (ANTARA News) - Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI kembali menyiapkan satuan tugas (satgas) untuk "International Monitoring Team" (IMT) yang akan bertugas ke daerah operasi di Filipina Selatan.
"Ini merupakan salah satu bukti komitmen TNI untuk selalu mendukung dan turut aktif pada kegiatan operasi perdamaian dunia," kata Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah dalam amanatnya yang dibacakan oleh Wakil Komandan (Wadan) PMPP TNI Kolonel (Pnb) Anastasius Sumadi pada upacara pembukaan latihan penyiapan Satgas IMT di Auditorium PMPP TNI Sentul Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Penugasan tersebut merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat yang berbunyi "Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial".
Tekad mulia ini, kata Hambali, dijabarkan melalui Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, dimana pasal 20 ayat 3 ditegaskan bahwa penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dan ketentuan hukum nasional.
"Tugas tersebut sangat mulia dan terhormat serta membawa harum nama bangsa Indonesia di dunia Internasional," tuturnya.
Oleh karena itu, tambah dia, sebelum diberangkatkan ke daerah penugasan, prajurit diberikan pembekalan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di daerah operasi, diantaranya materi umum yaitu "Core Predeployment Training Materials" (CPTM) dan ditambah beberapa materi teknis lain yang khusus dirancang guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas di daerah operasi.
Selain itu, para prajurit juga harus terus-menerus belajar untuk mengenal dan memahami karakteristik masyarakat dan wilayah penugasan operasi serta dituntut memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konflik yang terjadi dan bagaimana menyikapinya.
Latihan ini akan ditutup pada tanggal 30 Mei 2012, diikuti oleh 20 orang peserta terdiri dari 10 orang perwira TNI dari tiga angkatan, tujuh orang dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dan tiga orang dari Badan Intelijen Negara (BIN).