Posted by : Unknown
Selasa, 25 September 2012
TNI Angkatan Laut akan melakukan uji coba senjata strategis yang dimiliknya, yakni rudal Yakhont, rudal Exocet MM 40, rudal C-802 serta penembakan Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari kapal dan kapal selam dengan sasaran kapal permukaan dalam latihan perang laut Armada Jaya XXXI/2012 di perairan Indonesia Kawasan Timur pada 25 September sampai 22 Oktober 2012.
"Pelaksanaan uji coba penembakan senjata strategis yang dimiliki TNI Angkatan Laut merupakan kesempatan yang sangat baik, disamping untuk menguji keandalan senjata peluru kendali dan torpedo yang kita miliki," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, dalam sambutannya yang dibacakan Wakasal Laksamana Madya TNI Marsetio, pada Upacara Pembukaan Geladi Posko Latihan Armada Jaya XXXI/12 tahun 2012, di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta Selatan, hari ini.
Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak TNI Angkatan Laut pada siklus latihan tahunan, yang bertujuan mengukur kesiapan operasi, dari hasil pembinaan kekuatan dan kemampuan seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu yang dilaksanakan Kotama dan Satuan Kerja di Jajaran TNI AL.
Selain itu, untuk mendukung peningkatan kesiagaan operasi TNI, dalam rangka mengantisipasi serta menghadapi kemungkinan timbulnya ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Latihan akan dilaksanakan mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya operasi amfibi berupa pendaratan Pasukan Pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan Timur. Seluruh persenjataan TNI AL yang tergabung dalam SSAT yaitu kapal perang, pesawat udara, Marinir dan Pangkalan akan digelar pada latihan kali ini.
Tidak kurang dari 35 kapal perang TNI AL dari berbagai jenis, seperti kapal selam, perusak kawal rudal, kapal cepat rudal, perusak kawal, angkut tank, buru ranjau, kapal tanker, dan kapal bantu tunda akan dikerahkan. "Sepuluh diantaranya akan menembakkan peluru kendali," kata Kasal.
Latihan puncak yang melibatkan kurang lebih 5.500 personel ini juga mengerahkan enam pesawat udara, satu Batalyon Tim Pendarat Marinir beserta 93 kendaraan tempur Pasukan Pendarat.