Posted by : Unknown Kamis, 11 Juli 2013

Seoul - Enam pilot TNI-AU yang dikirim ke Korea Selatan untuk beradaptasi dengan jet latih T-50 akhirnya menyelesaikan pelatihan mereka. Para pilot TNI AU ini berada di Korea Selatan sekitar 5 bulan untuk melakukan bebepara rangkaian pelatihan seperti: pelatihan teori dasar, simulasi penerbangan instrumen, prosedur darurat, pelatihan terbang dengan simulator hingga menerbangkan T-50i.

Usai latihan dengan pesawat T-50i, para penerbang diajak untuk menggunakan pesawat serang ringan T/A 50 didampingi pilot instruktur dari Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF). Latihan ini termasuk transition and instruction training, formasi terbang, latihan terbang malaam serta taktik tempur pesawat T/A 50. Pihak Korea mencoba mengenalkan stabilitas dan manuver pesawat buatan mereka tersebut kepada 6 pilot Indonesia yang telah terbiasa membawa pesawat F-16 dan Hawk Mk3. Keenam pilot ini akan menjadi instruktur pesawat latih tingkat lanjut T-50i, setibanya nanti di tanah air.



“Pelatihan instruktur pilot untuk Indonesia ini, juga kami digunakan untuk meningkatkan persahabatan Angkatan Udara kedua negara”, ujar Kapten yiseonguk. Sementara Kolonel Wasco ttum mengatakan pelatihan penerbangan pilot Indonesia ke Korea termasuk untuk melihat budaya Korea Selatan dan hal ini sangat berarti bagi mereka.



 

Selain mengirim pilot, TNI AU juga mendatangkan 31 mekanik pemeliharaan T-50 i ke Korea Selatan untuk mempelajari teknologi dan know-how dari pesawat supersonic T-50i. Rangkaian pelatihan ini bagian dari pembalian 16 pesawat latih tempur T-50 senilai 400 juta dollar dari Korea Selatan. Indonesia juga telah memiliki 17 unit pesawat latih KT-1 Korea Selatan. Pesawat T-50i akan menggantikan pesawat HS Hawk Mk-53 dan direncanakan tiba di tanah air pada tahun 2013.


Sumber: JKGR

{ 4 komentar... read them below or Comment }

  1. Dg semakin banyak pesawat2 tempur kita yg berdatangan/sipil, kalau bisa menyiapkan tempat utk perbaikan/reparasi pesawat berupa Aero Space Park dan memberikan peningkatan keahlian pd sarjana2 penerbangan kita serta membuka lapangan kerja para sarjana kita. Kalau ada embargo tdk bengung2 lagi cari tempat perbaikan pesawat, kalu ahli2 kita dibutuhkan negara juga ndak sulit2 lagi dan segi positifnya sangat banyak serta mempunyai nilai strategis.

    BalasHapus
  2. 65 thn indonesia merdeka.tp belum bisa membuat pesawat tempur.bukankah bisa selama itu indonesia mengorbankan 1 pesawat tempur untuk masuk Lab.dipreteli setiap bagian2nya,diteliti bahan2 pembuatnya,dipelajari cara membuatnya,dan bila di buat dgn mesin dipelajari lagi cara membuat mesin itu,dg kerjasama seluruh insinyur2 kita.pastilah dlm 20th aja indonesia akan mampu membuat Duplikat pesawat tempur,seperti cina.Dengan cita2 dan perjuangan serta waktu yg mmg cukup lama pastilah akan berhasil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waks, jangan bandingin sama cina, sama korsel saja dulu lah, tehnologi korsel masih dibawah cina jauh itu....

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Statistic

Popular Post

Blog list

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © enr-news -Metro UI- Powered by Blogger - Designed by Enggar Setiadi -