Posted by : Unknown Kamis, 29 Maret 2012


Global Hawk (Reuters)
Jakarta Militer Amerika Serikat (AS) tertarik untuk menggunakan Kepulauan Cocos di Australia sebagai pangkalan untuk meluncurkan pesawat-pesawat pengintai AS dari wilayah Australia. Kendati pemerintah Australia masih mempertimbangkan keinginan AS tersebut, Indonesia sudah mengirim nota protes. Kepulauan Cocos hanya berjarak 3 ribu km dari Indonesia.

"Prosedur mekanisme protes yang telah disampaikan pemerintah berdasarkan data-data yang dilaporkan dari lapangan, baik monitoring yang dilakukan secara visual dengan menggunakan pesawat maupun dengan radar. Dengan data itu kita sudah menyampaikan nota protes," jelas Menko Polhukam Djoko Suyanto.

Hal itu disampaikan Djoko dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (29/3/2012).

Nota protes itu, imbuh Djoko, sudah disampaikan ke negara bersangkutan baik Australia dan AS.

"Dan sudah ada interaksi. Masing-masing negara mempunyai upaya untuk melindungi kedaulatan negara, berhak mempunyai upaya untuk melindungi kedaulatan negara," jelas Djoko.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith menyampaikan tentang keinginan AS untuk menggunakan Cocos sebagai pangkalan pesawat pengintainya. Namun dikatakan Smith, rencana tersebut merupakan opsi untuk jangka waktu lama, atau dengan kata lain, tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.

Nantinya jika benar terlaksana, Cocos akan menjadi pengganti pangkalan AS di Samudera Hindia saat ini, Pulau Diego Garcia milik Inggris yang selama ini disewa AS dari Inggris.

Kepulauan Cocos merupakan kepulauan terpencil yang terletak di sebelah barat Samudera Hindia atau di sekitar selatan Indonesia. Wilayah itu berjarak sekitar 3.000 km sebelah barat daratan Australia dan sebelah selatan Pulau Sumatra, Indonesia.

Surat kabar AS, The Washington Post, memberitakan, Kepulauan Cocos merupakan tempat ideal bukan cuma bagi pesawat pengintai berawak AS namun juga untuk Global Hawks, yang dikenal sebagai pesawat pengintai tanpa awak paling canggih di dunia.

Menurut Washington Post, Departemen Pertahanan AS tertarik menggunakan Kepulauan Cocos sebagai pangkalan baru bagi armada pesawat pengintai mereka supaya bisa memantau keadaan di Laut China Selatan. Wilayah itu rawan konflik karena berlokasi sangat strategis untuk jalur perdagangan dan kaya akan sumber daya alam.

Sejumlah negara seperti China, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam dan Taiwan selama ini bersitegang mengklaim batas maritim di Laut China Selatan.

Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard membenarkan bahwa pemerintahnya tengah melakukan pembahasan dengan AS mengenai keinginan AS tersebut. Dikatakan Gillard, dia tak ingin banyak berkomentar mengenai rencana yang masih dalam pembahasan tersebut.

"Saya tak akan mengatakan mungkin atau tidak mungkin mengenai sesuatu yang sedang dibahas di tingkat pejabat," tutur Gillard seperti dilansir Sky News, Kamis (29/3/2012).

sumber: DETIK

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Statistic

Popular Post

Blog list

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © enr-news -Metro UI- Powered by Blogger - Designed by Enggar Setiadi -